Tanggal 3 Juli 2015 yang lalu, kami bertiga pergi ke Banyuwangi.. hayo.. kira-kira tujuan kami ke mana? Iya betul! Ke PANTAI!!! Udah ketebak banget ya? Yup, we'd rather go to the beach than to the mountain.
Yuk kita mulai tripnya!
Perjalanan ditempuh dari Sidoarjo dengan naik kereta api Mutiara Timur Siang. Berangkat dari stasiun Sidoarjo jam 09.26 dan sampai di stasiun Banyuwangi Baru jam 15.30. Ambil yang bisnis ajah, nggak usah yang eksekutif.. udah pake AC, bersih, lebih murah, and nyampenya barengan sama yang eksekutif. Hahaha.. ya iyalah..
Perjalanan ditempuh dari Sidoarjo dengan naik kereta api Mutiara Timur Siang. Berangkat dari stasiun Sidoarjo jam 09.26 dan sampai di stasiun Banyuwangi Baru jam 15.30. Ambil yang bisnis ajah, nggak usah yang eksekutif.. udah pake AC, bersih, lebih murah, and nyampenya barengan sama yang eksekutif. Hahaha.. ya iyalah..
Oh ya, sebelum lanjut, saya mau mengucapkan salut untuk PT. KAI. Stasiunnya sekarang bersih, mulai dari pintu masuk, loket pembelian tiket, ruang tunggu, peron, sampe WC, semuanya bersih. Di dalam peron pun kita nyaman, karena hanya penumpang yang sudah mempunyai tiket yang dapat masuk ke dalam peron. Nggak kaya' dulu, semua tumplek bleg di peron. Mulai dari pedagang asongan, pengamen, kuli, pengantar.. hedeuh..
Hai.. I'm ready for my trip.
Ini tampilan stasiunnya. Bersih dan terawat kan.. meskipun terlihat kuno. Hebatnya lagi, kereta datang tepat pada waktunya dan berangkat tepat pada waktunya.. ini yang paling sip menurutku.
Perjalanan ditempuh dalam kurun waktu sekitar 6 jam. Jangan khawatir bosan di dalam kereta, karena sepanjang perjalanan, banyak yang bisa dilihat. Terutama pemandangan alam, yang makin lama makin hijau.. seger deh mata. Di dalam kereta juga sudah disediakan outlet untuk charging gadget di setiap bangku, jadi jangan khawatir kehabisan batre ya..
Sesampainya di stasiun Banyuwangi Baru, kami segera mencari taksi untuk menuju ke hotel. Kami menginap di Hotel Ketapang Indah. Kalo mau booking hotel, via travel ajah.. lebih murah. Jarak dari stasiun Banyuwangi Baru ke hotel, sebenarnya hanya berjarak 3.1 km atau sekitar 7 menit berkendara (menurut mbah google). Tapi karena kami ingin kuliner dulu, jalan-jalan dulu deh ke tengah kota, nyari sego tempong atau nasi tempong yang cetar membahana itu.
Sorry, waktu itu nggak sempet moto. Saking lapernya langsung dilahap. Jadi, ambil foto dari tempat lain deh.. Kira-kira penampakannya seperti ini. Isi standarnya : nasi, tempe dan tahu goreng, bakwan jagung (atau dadar jagung kalo orang Jawa Timur bilang), ikan peda, sayur kulupan (seperti lalapan, tapi ini sudah direbus), dan tidak ketinggalan.. sambalnya. Sambelnya pedes lho.. jadi buat yang nggak begitu suka pedes (seperti akyu), jangan banyak-banyak. Ntar sakit perut. Nah, selain isi standarnya itu, kita bisa milih berbagai macam lauk. Aku milih telur dadar, karena telur dadar di sini khas sekali. Digoreng tipis dan berbentuk bundar lebaaaaaarrr... seperti di gambar itulah, tapi itu sudah dilipat.
Setelah makan, barulah kami menuju hotel. Di loby hotel, terpasang spanduk besar berisi acara-acara atau kegiatan-kegiatan yang akan diadakan di Banyuwangi sampai akhir tahun. Menurut resepsionis, walikota yang sekarang sangat sadar pariwisata dan berusaha semaksimal mungkin memasarkan obyek-obyek dan kegiatan-kegiatan di Banyuwangi. Hebat deh.
Hotel Ketapang Indah bagus lho, di pinggir pantai. Tapi pantainya sempit, pasir hitam dan ombaknya besar. Jadi, kami cuma foto-foto saja di pinggir pantai. Lagipula hari juga sudah sore.
Istirahat dulu ya.. supaya besok pagi bisa segar..
Bangun pagi, kaget juga.. masih jam 5.30, tapi matahari udah tinggi.. Oh iya, lupa. Ini kan kota paling timur di WIB. Jadi matahari terbit duluan di sini.
Tadi malem sudah berburu mobil rental untuk mengantar ke Pantai Pulau Merah dan Teluk Hijau (atau lebih bekennya Green Bay). Kalo bukan hari libur begini, ratenya Rp 500rb all in. Kami dijemput jam 08.00 pagi. Begitu masuk mobil, si bapak sopir menawarkan, mau nggak kalo ke Pantai Wedi Ireng. Masih belum begitu terkenal, baru aja dibuka untuk umum n fasilitas juga belum komplit. Aku n suamiku langsung pandang-pandangan, dan dengan cepat kami bilang "mau". Hahaha.. sehati kali ya..
Untuk menuju ke Wedi Ireng, kita harus naik perahu nelayan dari Pantai Pulau Merah. Tanya aja tempat parkir perahu nelayan di mana, soalnya lokasinya berbeda dengan Pantai Pulau Merah yang menjadi tujuan wisata. Ongkos ke Wedi Ireng Rp 50rb / orang bolak-balik. Sekali lagi, ini rate low season ya. Soalnya, pas high season, katanya bisa sampai Rp 150rb / orang.
Perjalanan ke Wedi Ireng ditempuh hanya dalam waktu 10 menit. Ombaknya cukup besar, jadi kami seperti dibanting-banting di dalam perahu. Seru juga, jadi basah semua, padahal belum nyebur ke laut. Di sepanjang jalan, banyak gugusan karang atau pulau-pulau kecil lainnya. Ada gugusan karang yang dinamakan Pulau Mbedil (mbedil = senjata). Dinamakan ini karena ombak yang menerjang karangnya menimbulkan bunyi seperti letusan senjata.
Akhirnya sampai juga di Pantai Wedi Ireng. Nggak salah deh kami ke sini. Kereeeeeeennn bingits!
Sip kan? Pasirnya putih (meskipun namanya Wedi Ireng = Pasir Hitam), airnya biru, ombaknya tenang, sepi.. aaaaaahhhhh.. serasa pantai milik pribadi. Menurut si tukang perahu, dulu sebelum tsunami (iya, katanya tsunami.. bingung juga. Tsunami yang mana yang sampe Banyuwangi?), pasir di pantai ini memang berwarna kehitaman. Makanya dinamakan Wedi Ireng. Namun setelah tsunami, pasir yang hitam itu hilang dan sekarang menjadi pasir putih.
Hmmm.. lucky us. Puas deh main di pantai. Explore pantai dari ujung ke ujung.. Ini dari sisi lain yang berbatu karang.
Kaya'nya ada yang kecapekan habis berenang..
Sedangkan yang satu ini, tetep heboh, sampai gosong gitu kulitnya. Hahaha..
Puas main di Wedi Ireng, karena sudah lapar (sudah jam 15.00), kami kembali ke Pantai Pulau Merah. Di Wedi Ireng nggak ada yang jual makanan. Satu-satunya penjual makanan hanya menjual minuman, snack dan mie cup. Nicho udah makan satu, tapi ya nggak nendang lah. Hehehe.. Oh ya, di sini juga belum ada toilet. Tapi di pinggir pantai, di antara batu-batu karang, ada mata air tawar. Hebat ya.. Mata air ini kecil, dan hanya bisa digunakan untuk membersihkan pasir dan sekedar membasuh badan saja. Tapi karena tempatnya terbuka, tidak bisa untuk ganti baju. Nanti dikira exhibitionist.. :)
Dalam perjalanan kembali ke Pantai Pulau Merah, si tukang perahu baru bilang, kalau biasanya orang-orang ke Wedi Ireng menjelang maghrib. Terutama para fotografer. Karena ternyata begitu sunset, dari gua-gua di gugusan karang yang membatasi pantai Wedi Ireng, keluar ribuan kelelawar. Langit sampai hampir tertutup oleh kelelawar-kelelawar itu.
Hedeuh.. gubrak deh, kenapa pula nggak ngomong dari tadi mas.. udah di tengah laut gini, masa' balik lagi ke sana? Ya sudah deh.. mungkin next trip bisa.
Sesampainya di Pantai Pulau Merah, kami segera memesan makanan. Makanannya apa lagi kalau bukan ikan bakar segar.. hmmm.. yummy. Lihat aja si Nicho sampe napsu banget gitu makannya.
Setelah kenyang, baru deh kita jalan-jalan di sepanjang pantai. Bila dibandingkan dengan Wedi Ireng, Pantai Pulau Merah kalah menariknya (menurut saya lho..). Meskipun pantainya juga bersih, lebih luas dari Wedi Ireng dan ada karang besar yang menjadi icon di pantai ini, namun pantai Pulau Merah sudah lebih komersial. Banyak warung makanan di pinggir pantai, bilik-bilik tempat bilas, dan pedagang-pedagang asongan. Kalau menurutku sih, jadi agak mengurangi keindahan pantainya.. Kalau di Wedi Ireng, terasa masih natural.
Disebut Pantai Pulau Merah, karena memang pasirnya berwarna kemerahan.
Di sepanjang pantai, ada yang menarik perhatian Nicho. Banyak hewan kecil (kepiting dan keong) yang menimbulkan jejak-jejak unik di pasir.
Kelebihan di Pantai Pulau Merah, di sini kita bisa melihat sunset.. Baguuuuuuussss deh..
Sebelum pulang, kami mampir dulu ke toko oleh-oleh. Karena tidak tahu harus beli oleh-oleh di mana, kami pasrah aja diantar ke mana oleh bapak supir. Toko yang kami tuju adalah Hardy's. Sebetulnya Hardy's adalah pusat perbelanjaan seperti Hypermart atau Giant, hanya saja, di bagian depan memang menjual oleh-oleh khas Banyuwangi. Kami membeli pia susu khas Banyuwangi, dan beberapa kue lainnya. Lucunya, oleh-oleh di sini mirip dengan oleh-oleh di Bali. Mungkin karena tetanggaan ya.. hanya terpisah selat doang.
Capek, gosong, kenyang, puas dan sudah komplit oleh-olehnya, kami kembali ke hotel. Langsung mandi dan istirahat, tanpa makan malam dulu. Makan siangnya kan telat.. Alhasil, jam 21.00, perutpun mulai keruyukan. Mau keluar hotel sudah kemalaman, makan di hotel saja deh.. sekalian pesan taksi buat besok pagi.
Keesokan harinya, kami harus segera bersiap-siap, karena kereta Mutiara Timur Siang berangkat dari stasiun Banyuwangi Baru jam 09.00. Jam 07.00 kami sudah siap di ruang sarapan, jam 08.00, supir taksi sudah datang menjemput. Check out deh..
Kereta api tepat berangkat pukul 09.00. Perjalanan pulang memakan waktu sekitar 6 jam. Kami sampai di Sidoarjo tepat pukul 15.00.
Aaaaaahhhhh... capek, tapi puas. Selesai deh liburannya. See you on our next trip ya..
No comments:
Post a Comment