Liburan sekolah kali ini, me, my hubby n Nicho pergi ke Bendungan Selorejo. Letaknya di daerah Ngantang, Malang. Dari Malang, ke arah Batu, lanjut terus ke arah Ngantang.
Ada apa sih di sana? Hmmm... memang ini bukan termasuk tujuan wisata yang sampai masuk ke Indonesia top ten travel destination. Bahkan tidak termasuk dalam East Java top ten travel destination. So, the question is, what make us want to go there? Jawabannya : sekali-sekali pengen nyobain liburan ke 'yang bukan pantai'.. hehehe..
Okay, ini ceritanya :
Hari pertama :
Jam 09.00 pagi, kami sudah berangkat dari rumah di Sidoarjo menuju Malang. Perjalanan cukup lancar. Meskipun weekend, tapi karena bulan puasa, jalanan cukup lengang. Selepas Malang, pemandangan mulai enak untuk dilihat. Hijau dan segar.. lumayan untuk mata yang sudah lelah mantengin layar laptop setiap harinya.
Jam 12.30, kami tiba di tujuan. Tapi sebelum masuk hotel, cari makan dulu deh.. Dari hasil browsing, kami menuju ke Rest Area Ngantang untuk makan siang. Kalau dari arah Batu, kita akan ketemu jalan yang bercabang dua. Yang kiri ke arah Bendungan Selorejo, dan yang kanan ke arah Rest Area Ngantang.
Di Rest Area ini, ada banyak warung makan berjejer. Nggak usah bingung dan ragu untuk memilih, karena menu yang dihidangkan sama semua. Sambelan ayam, ikan mujaer, gurami, udang, wader, dll. Yang penting, pilih meja di dekat jendela yang menghadap ke bendungan ya.. sambil makan lihat pemandangan, biar makin lahap. Kalau aku sih, nggak usah lihat pemandangan aja lahap, apalagi pake lihat pemandangan.. hadeuh. Coba aja lihat tumpukan lauk yang tinggal kita tunjuk untuk dihidangkan. Slurp..
Setelah kenyang makan, baru kita menuju ke hotel. Hanya ada satu hotel dan penginapan yang ada di Bendungan Selorejo. Hotel Inna Eight. Hotelnya lumayan, bergaya klasik (kalau nggak mau dibilang jadul.. hehehe..). Kami menyewa cottage yang berbatasan langsung dengan danau. Ini tampilannya.
Setelah barang-barang kami taruh di kamar, barulah kita explore sekeliling. Dari hotel ke lokasi wisata Bendungan Selorejo tinggal jalan kaki saja.
Di pintu masuk lokasi wisata, berjajar warung-warung yang menjual segala macam makanan (sebagian besar sambelan seperti di Rest Area, mungkin itu ciri khas makanan di sini) dan oleh-oleh.
Situasi yang sepi, ada enaknya ada nggaknya. Enaknya, nggak sumpek. Nggak enaknya, semua pedagang langsung fokus menawarkan barangnya hanya ke kita aja.. So, dengan berbekal kata-kata 'mboten pak/bu, mangke mawon' (nggak pak/bu, nanti saja), kami menghindari para pedagang itu dan langsung menuju ke arah danau.
Di Selorejo, ada jembatan gantung dari kayu, lengkap dengan papan peringatan 'maksimal 10 orang'. Nggak kebayang kalau di musim liburan, antrian nyebrang n foto di jembatan ini, pasti puaaaanjaaaaannng.. Jadi, mumpung sepi, narsis dulu ya.. Untuk perhatian, namanya juga jembatan gantung, jadinya kalo kita lewatin, ya goyang-goyang.. agak gamang juga sih.
Berhubung hari masih sore, kami putuskan untuk berkeliling bendungan dengan naik perahu. Bagi yang nggak bisa nawar, nggak usah khawatir. Para tukang perahu itu sudah terorganisir. Sudah ada price list untuk tour keliling bendungan. Ada dua jenis perahu. Perahu dayung dan perahu motor. My suggestion is take the row boat. Kita bisa menikmati view dengan lebih santai. Tarif perahu dayung mulai dari yang paling dekat, Rp 25.000,00, sampai yang paling jauh, Rp 100.000,00. Satu perahu bisa diisi sampai maksimal 8 orang.
Ternyata nggak salah kami pilih perahu dayung. Seru lho.. kami ambil trip yang paling jauh. Kurang lebih satu jam. Begitu naik, kami langsung ditawari dayung untuk bantu ndayung.. hehehe.. dayungnya kecil sih, jadi nggak ngefek juga. Emang cuman untuk pura-pura aja..
Kebetulan tukang perahu kami, orangnya lucu dan pandai bercerita. Mulailah dia bercerita tentang bagaimana padatnya tempat wisata ini kalau musim liburan, dan bagaimana sepinya kalau bulan puasa. Bagaimana kondisi tempat wisata ini saat gunung Kelud meletus dan kerusakan yang terjadi. Iya, bener. Ternyata tempat wisata ini termasuk daerah yang terdampak cukup parah akibat letusan gunung Kelud, pertengahan Februari 2014 kemarin. Danau menjadi berwarna seperti susu karena abu vulkanik, perahu-perahu dan atap-atap rumah penduduk banyak yang rusak, berlubang dan pecah terkena material vulkanik yang masih panas. Debu, abu dan material vulkanik juga merusak perkebunan jambu yang terletak di pulau jambu di tengah danau, juga merusak perkebunan durian yang terletak di tepi danau.
Pulau Jambu sampai saat ini masih belum direvitalisasi lagi, dan menjadi pulau yang tidak terawat. Padahal dulu visit ke Pulau Jambu include dalam tour naik perahu keliling danau. Di sana, menurut penuturan si bapak tukang perahu, pengunjung boleh makan jambu sepuasnya. Too bad we can not do it right now..
Tapi masih banyak kok yang bisa dilihat di sepanjang perjalanan keliling bendungan. PLTA, Gunung Kelud, nelayan yang sedang menjala ikan, burung kuntul (kelihatan nggak tuh di fotonya?)..
Setelah puas naik perahu, kami kembali ke hotel. Malamnya kami keluar untuk cari makan malam. Sebetulnya nggak begitu susah nyari makan di sekitar hotel. Tapi sayangnya sebagian besar menjual makanan yang sama. Yup bener banget.. sambelan ikan mujaer, gurami, udang, wader, dan kawan-kawannya. Untung ada warung sate yang buka, jadinya malam ini kami makan sate ayam Madura..
Hari Kedua
Setelah nonton debat capres dan piala dunia semalam, hari ini kami bangun kesiangan. Jam 08.00 baru kucek-kucek mata, itupun nggak segera bangun n mandi. Masih santai-santai dulu di tempat tidur.. mumpung liburan booo..
Akhirnya setelah sarapan pagi (yang sudah agak siang), hari ini kegiatannya : Mancing!
Ini lokasi mancingnya, dilihat dari belakang cottage :
Dan ini para pemancing profesionalnya :
Sayangnya nggak dapet ikan, makanya Nicho mukanya agak cemberut tuh.. Lagian kalo dapet mau diapain juga ya? :)
Selesai mancing, kami langsung balik ke cottage. Sebetulnya di lokasi wisata juga ada kolam renang, tapi berhubung sedang bulan puasa dan sepi pengunjung, kolam renangnya pun sepi dan terkesan kurang bersih. Jadinya kami mengurungkan niat kami untuk berenang.
Murah meriah. Rp 10.000,00 dapat 3 bungkus. Kalau beli Rp 30.000,00 dikasih 10 bungkus. Ada kripik singkong, kripik ubi ungu, carang mas (kripik dari talas yang diberi gula merah), dan kripik-kripik lainnya. Dengan selembar uang Rp 50.000,00, sudah bisa dapat oleh-oleh satu plastik besar.. lumayan..
Selesai deh liburan kali ini.. wait for my next trip ya..
Selesai deh liburan kali ini.. wait for my next trip ya..
No comments:
Post a Comment