Tuesday, October 7, 2014

Majapahit di mana, semangatmu jaya...

Libur akhir pekan kali ini, sesuai dengan salah satu tema di buku tematik kurikulum 2013 untuk kelas IV, kami pergi ke situs Kerajaan Majapahit di Trowulan. Kerajaan Mojopahit (1293-1500 M) adalah kerajaan yang pernah menguasai seluruh nusantara dan sebagian Asia Tenggara. Kerajaan terluas di masanya. Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur, dan mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Hayam Wuruk, dengan Gajah Mada sebagai patihnya (ngintip wikipedia sebelum berangkat). Ceritanya sih pengen nunjukin ke Nicho secara langsung salah satu peninggalan bersejarah di Indonesia secara langsung. Jadi nggak cuman tau dari buku aja.. Hebat euy..

Kami berangkat jam 08.00 pagi dari Sidoarjo ke Mojokerto, melalui Krian. Perjalanan ditempuh kira-kira dalam 2 jam. Lancar jaya. Sesampainya di Trowulan, agak bingung juga. Bukan karena kesasar, tapi karena ada beberapa lokasi situs. Jangan membayangkan semua candi dan bangunan peninggalan Majapahit ada di satu situs. Candi dan bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit ini tersebar di beberapa situs, yang jarak antar situs masing-masing sekitar 1-2 km. Ini peta situs yang aku download dari internet. Di antara situs-situs tersebut ada pemukiman penduduk. Kabarnya, penduduk asli daerah itu kalau menggali di kebun belakang rumahnya, kadang kala masih menemukan artefak-artefak kuno.


Untuk tujuan pertama, kami ke Museum Purbakala Trowulan. Tiket masuknya cukup murah, hanya Rp 15.500,00 sudah include 3 tiket masuk plus parkir kendaraan. Di loket, dijual buku tentang situs dan sejarah Kerajaan Majapahit seharga Rp 30.000,00. Tapi kita juga bisa minta buklet dan peta sebaran situs (gratis), kalau nggak mau beli buku. Otomatis kami pilih yang gratislah. Hehehe.. Sayangnya peta sebaran situsnya kebetulan habis. Tapi jangan khawatir, penunjuk arah cukup jelas kok. Jadi nggak mungkin nyasar. Dan tukang parkir sangat ramah kalau ditanya situs berikut yang mau dikunjungi. 

Masuk ke dalam Museum Purbakala Trowulan terdapat beberapa peninggalan dari kerajaan Majapahit. Museum dibagi menjadi beberapa area. Area batu dan keramik, area logam dan area situs yang masih aktif digali. Sayangnya di dalam museum tidak diperbolehkan untuk mengambil foto. Jadi sebelum masuk, foto dulu deh..



Menurut saya, yang paling menarik dari artefak-artefak yang dipajang adalah patung-patung replika orang asing yang pernah datang ke Majapahit dan sisa-sisa water pipe line. Iya betul, di era Majapahit sudah ada water pipe line untuk mengalirkan air ke sudut-sudut kerajaan. Keren ya.. Air ini dialirkan untuk kolam kerajaan dan juga untuk kebutuhan sehari-hari. 

Di koridor museum, terdapat Replika Sumpah Palapa yang terkenal. Masih inget nggak, siapa yang mengucapkan sumpah palapa? Betul, Patih Gajah Mada. Replika Sumpah Palapa ini ditulis dalam tiga bahasa. Bahasa Jawa Kuno, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.


Di halaman museum, ditanam pohon Maja, yang menjadi asal usul nama kerajaan Majapahit. Buah maja ini memang rasanya pahit, dan sampai sekarang masih belum diketahui kegunaannya.


Di area belakang museum, ada situs yang masih aktif dikerjakan (berasa Indiana Jones), pengunjung tidak boleh turun ke situs yang sedang dikerjakan. Tapi boleh melihat dari atas (ada ramp yang dibangun mengelilingi situs yang masih digali) atau dari tepi situs.


Selain itu, di area belakang museum juga ada arca-arca dan replika rumah masyarakat di era Kerajaan Majapahit.


Dari museum, kami segera ke lokasi candi-candi. Di setiap lokasi candi, tidak dipungut biaya resmi lagi. Tapi selalu diminta untuk mengisi buku tamu dan memberikan 'seikhlasnya'. Biasanya sih pengunjung memberi Rp 10.000,00 - Rp 15.000,00 per rombongan kecil. Kalo mau ngasih lebih juga boleh kok..

Candi yang pertama kami kunjungi adalah Candi Bajang Ratu. Candi ini berbentuk gapura atau pintu gerbang. Konon katanya candi ini dibangun untuk memperingati Raja Jayanegara yang naik tahta pada usia yang masih muda/kecil (bajang=kecil, ratu=raja). Bahan baku utamanya adalah batu bata, jadi warnanya merah. Kontras dengan langit yang jadi latar belakangnya.



Dari Candi Bajang Ratu, kami menuju ke Candi Tikus. Dinamakan Candi Tikus karena dulu pada saat penggalian candi ini, keluar banyak sekali tikus. Candi Tikus ini sebenarnya adalah kolam pemandian keluarga kerajaan. Pancuran berukir tempat keluarnya air di dinding-dinding kolam, masih dalam kondisi baik. Kolam pemandian dibagi menjadi 3 bagian. Ada satu kolam besar yang utama, dan di sisi-sisi sebelah kanan dan kiri ada 2 kolam yang lebih kecil, menempel ke kolam yang utama (kalo kolam modern, mungkin dua kolam kecil ini seperti jacuzzi nya. Hahaha.. ). Jadi ngebayangin gimana dulu Sang Raja beserta keluarga besarnya mandi di pemandian ini..



Candi terakhir yang kami kunjungi adalah Candi Brahu. Candi Brahu adalah bangunan suci yang menjadi tempat peribadatan untuk memuliakan anggota keluarga kerajaan yang sudah wafat. 





Sebetulnya masih ada beberapa bangunan atau candi lain yang belum kami kunjungi. Seperti Pendopo Agung, Kompleks Pemakaman Raja-raja, Candi Wringin Lawang, dan beberapa candi yang masih dalam tahap restorasi, seperti Candi Gentong, Candi Kedaton, Candi Minak Jinggo dan Candi Grinting.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat, pemerintah Indonesia (kalo lagi nggak sibuk dengan politiknya) dapat segera merestorasi keseluruhan bangunan dan candi peninggalan Kerajaan Majapahit. Dan nantinya candi-candi dan bangunan-bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit ini mampu menandingi wat-wat (kuil-kuil) di Thailand (menghayal yang mudah-mudahan menjadi kenyataan).

Nah, jalan-jalan nggak komplit kalo belum nyobain kuliner daerah setempat. Bener nggak? Tempat yang musti dicobain adalah Depot Anda di kota Mojokerto. Alamatnya di Jalan Bhayangkara, Mojokerto. Makanan khas di Depot Anda adalah Sop Buntut. Selain sop buntutnya yang uenak soro (katanya orang Surabaya), pisang goreng madunya juga wajib dicoba..




Capek jalan-jalan, perut kenyang, sekarang waktunya pulang.. See you on our next trip ya.. 

PS : 
Di Trowulan juga ada Vihara Budha dengan Sleeping Budhanya. Sebetulnya ini bukan termasuk situs bersejarah, karena ini adalah bangunan modern. Tapi mumpung di sini, sekalian aja kami kunjungi.. Boleh kan?








Monday, September 29, 2014

Mr. House

Bulan Maret lalu, ada misa lingkungan di rumah. Sambil beres-beres rumah, aku mbilangin Nicho :

Me     : Nicho, nanti kalo udah pada datang, kamu yang mempersilahkan tamunya masuk ya.
Nicho : Memangnya kenapa Ma?
Me     : (hadeuh, nyuruh mempersilahkan masuk aja musti ada alasannya) Ya karena kamu kan tuan rumah.
            Jadi kamu yang mempersilahkan masuk, terus kamu tunjukin musti duduk di mana.
Nicho : Hahahaha.. lucu.
Me     : Lho, apanya yang lucu?
Nicho : Tuan rumah = Mr. House.. aku jadi Mr. House ya Ma?
Me     : Ya bukan Mr. House lah.. you're a host not mr. House.
Nicho : Iya Ma, udah tau..
Me     : (oh, maksudnya mau becanda? hehehe.. bisa aja nih si Nicho..)

Sunday, August 31, 2014

Cari di google aja..

Tadi di gereja, saat homili (kotbah), Romo mengambil tema cinta kasih. Sebagai pengantar, Romo menceritakan bagaimana Tuhan sangat mencintai kita sampai rela berkorban sehabis-habisnya untuk kita. Setelah itu Romo pun bertanya ke kami, "Tau nggak apa sih cinta itu? Tau definisi cinta nggak? Jangan sampai salah mengartikan cinta lho.." 

Tiba-tiba dari sampingku ada suara :
Nicho : Ma, masa' Romo nggak tau sih cinta itu apa? Kalau nggak tau kan gampang, tinggal cari di google. Ketik aja 'arti cinta' trus enter. Nanti pasti banyak deh artinya cinta itu apa.
Me     : (sambil nahan ketawa) oh, gitu ya nak..
Nicho : Iya, aku aja kalo ada tugas sekolah disuruh cari sesuatu, aku carinya di google.
Me     : (speechless)

Ya begini ini kalo anak kecil udah melek internet. :)

Sunday, July 6, 2014

Bendungan Selorejo

Liburan sekolah kali ini, me, my hubby n Nicho pergi ke Bendungan Selorejo. Letaknya di daerah Ngantang, Malang. Dari Malang, ke arah Batu, lanjut terus ke arah Ngantang.
Ada apa sih di sana? Hmmm... memang ini bukan termasuk tujuan wisata yang sampai masuk ke Indonesia top ten travel destination. Bahkan tidak termasuk dalam East Java top ten travel destination. So, the question is, what make us want to go there? Jawabannya : sekali-sekali pengen nyobain liburan ke 'yang bukan pantai'.. hehehe..

Okay, ini ceritanya :

Hari pertama :

Jam 09.00 pagi, kami sudah berangkat dari rumah di Sidoarjo menuju Malang. Perjalanan cukup lancar. Meskipun weekend, tapi karena bulan puasa, jalanan cukup lengang. Selepas Malang, pemandangan mulai enak untuk dilihat. Hijau dan segar.. lumayan untuk mata yang sudah lelah mantengin layar laptop setiap harinya.


Jam 12.30, kami tiba di tujuan. Tapi sebelum masuk hotel, cari makan dulu deh.. Dari hasil browsing, kami menuju ke Rest Area Ngantang untuk makan siang. Kalau dari arah Batu, kita akan ketemu jalan yang bercabang dua. Yang kiri ke arah Bendungan Selorejo, dan yang kanan ke arah Rest Area Ngantang.
Di Rest Area ini, ada banyak warung makan berjejer. Nggak usah bingung dan ragu untuk memilih, karena menu yang dihidangkan sama semua. Sambelan ayam, ikan mujaer, gurami, udang, wader, dll. Yang penting, pilih meja di dekat jendela yang menghadap ke bendungan ya.. sambil makan lihat pemandangan, biar makin lahap. Kalau aku sih, nggak usah lihat pemandangan aja lahap, apalagi pake lihat pemandangan.. hadeuh. Coba aja lihat tumpukan lauk yang tinggal kita tunjuk untuk dihidangkan. Slurp..


Setelah kenyang makan, baru kita menuju ke hotel. Hanya ada satu hotel dan penginapan yang ada di Bendungan Selorejo. Hotel Inna Eight. Hotelnya lumayan, bergaya klasik (kalau nggak mau dibilang jadul.. hehehe..). Kami menyewa cottage yang berbatasan langsung dengan danau. Ini tampilannya.


Setelah barang-barang kami taruh di kamar, barulah kita explore sekeliling. Dari hotel ke lokasi wisata Bendungan Selorejo tinggal jalan kaki saja.
Di pintu masuk lokasi wisata, berjajar warung-warung yang menjual segala macam makanan (sebagian besar sambelan seperti di Rest Area, mungkin itu ciri khas makanan di sini) dan oleh-oleh.


Situasi yang sepi, ada enaknya ada nggaknya. Enaknya, nggak sumpek. Nggak enaknya, semua pedagang langsung fokus menawarkan barangnya hanya ke kita aja.. So, dengan berbekal kata-kata 'mboten pak/bu, mangke mawon' (nggak pak/bu, nanti saja), kami menghindari para pedagang itu dan langsung menuju ke arah danau.

Di Selorejo, ada jembatan gantung dari kayu, lengkap dengan papan peringatan 'maksimal 10 orang'. Nggak kebayang kalau di musim liburan, antrian nyebrang n foto di jembatan ini, pasti puaaaanjaaaaannng.. Jadi, mumpung sepi, narsis dulu ya.. Untuk perhatian, namanya juga jembatan gantung, jadinya kalo kita lewatin, ya goyang-goyang.. agak gamang juga sih.


Berhubung hari masih sore, kami putuskan untuk berkeliling bendungan dengan naik perahu. Bagi yang nggak bisa nawar, nggak usah khawatir. Para tukang perahu itu sudah terorganisir. Sudah ada price list untuk tour keliling bendungan. Ada dua jenis perahu. Perahu dayung dan perahu motor. My suggestion is take the row boat. Kita bisa menikmati view dengan lebih santai. Tarif perahu dayung mulai dari yang paling dekat, Rp 25.000,00, sampai yang paling jauh, Rp 100.000,00. Satu perahu bisa diisi sampai maksimal 8 orang.


Ternyata nggak salah kami pilih perahu dayung. Seru lho.. kami ambil trip yang paling jauh. Kurang lebih satu jam. Begitu naik, kami langsung ditawari dayung untuk bantu ndayung.. hehehe.. dayungnya kecil sih, jadi nggak ngefek juga. Emang cuman untuk pura-pura aja..
Kebetulan tukang perahu kami, orangnya lucu dan pandai bercerita. Mulailah dia bercerita tentang bagaimana padatnya tempat wisata ini kalau musim liburan, dan bagaimana sepinya kalau bulan puasa. Bagaimana kondisi tempat wisata ini saat gunung Kelud meletus dan kerusakan yang terjadi. Iya, bener. Ternyata tempat wisata ini termasuk daerah yang terdampak cukup parah akibat letusan gunung Kelud, pertengahan Februari 2014 kemarin. Danau menjadi berwarna seperti susu karena abu vulkanik, perahu-perahu dan atap-atap rumah penduduk banyak yang rusak, berlubang dan pecah terkena material vulkanik yang masih panas. Debu, abu dan material vulkanik juga merusak perkebunan jambu yang terletak di pulau jambu di tengah danau, juga merusak perkebunan durian yang terletak di tepi danau.
Pulau Jambu sampai saat ini masih belum direvitalisasi lagi, dan menjadi pulau yang tidak terawat. Padahal dulu visit ke Pulau Jambu include dalam tour naik perahu keliling danau. Di sana, menurut penuturan si bapak tukang perahu, pengunjung boleh makan jambu sepuasnya. Too bad we can not do it right now..
Tapi masih banyak kok yang bisa dilihat di sepanjang perjalanan keliling bendungan. PLTA, Gunung Kelud, nelayan yang sedang menjala ikan, burung kuntul (kelihatan nggak tuh di fotonya?)..

 


Setelah puas naik perahu, kami kembali ke hotel. Malamnya kami keluar untuk cari makan malam. Sebetulnya nggak begitu susah nyari makan di sekitar hotel. Tapi sayangnya sebagian besar menjual makanan yang sama. Yup bener banget.. sambelan ikan mujaer, gurami, udang, wader, dan kawan-kawannya. Untung ada warung sate yang buka, jadinya malam ini kami makan sate ayam Madura..

Hari Kedua

Setelah nonton debat capres dan piala dunia semalam, hari ini kami bangun kesiangan. Jam 08.00 baru kucek-kucek mata, itupun nggak segera bangun n mandi. Masih santai-santai dulu di tempat tidur.. mumpung liburan booo..
Akhirnya setelah sarapan pagi (yang sudah agak siang), hari ini kegiatannya : Mancing!
Ini lokasi mancingnya, dilihat dari belakang cottage :


Dan ini para pemancing profesionalnya :


Sayangnya nggak dapet ikan, makanya Nicho mukanya agak cemberut tuh.. Lagian kalo dapet mau diapain juga ya? :)

Selesai mancing, kami langsung balik ke cottage. Sebetulnya di lokasi wisata juga ada kolam renang, tapi berhubung sedang bulan puasa dan sepi pengunjung, kolam renangnya pun sepi dan terkesan kurang bersih. Jadinya kami mengurungkan niat kami untuk berenang.

So, it's time to go home. Beli oleh-oleh dulu deh sebelum pulang. Aku beli ini nih :

 
Murah meriah. Rp 10.000,00 dapat 3 bungkus. Kalau beli Rp 30.000,00 dikasih 10 bungkus. Ada kripik singkong, kripik ubi ungu, carang mas (kripik dari talas yang diberi gula merah), dan kripik-kripik lainnya. Dengan selembar uang Rp 50.000,00, sudah bisa dapat oleh-oleh satu plastik besar.. lumayan..

Selesai deh liburan kali ini.. wait for my next trip ya..

Saturday, June 7, 2014

Awesome Beaches of Indonesia (Jember)

Pantai-pantai di Indonesia itu nggak kalah lho sama pantai-pantai kelas dunia. Sayangnya masih kurang dikelola dengan. baik. Aku nggak bilang tidak dikelola lho ya.. hanya kurang dikelola sajaaahh...

Salah satu pantai di Jawa Timur yang sedang naik daun adalah Pantai Papuma di Jember, Jawa Timur. Jember yang terkenal dengan JFC (Jember Fashion Carnival) nya yang kondang membahana, ternyata memiliki pantai pasir putih yang 'ciamik soro' (famous quote dari tacik2 di Surabaya).

Hari pertama : 

Kami (aku, suami n Nicho) berangkat dari Surabaya jam 13.00.. eh, dari Sidoarjo. Rumah kami di Sidoarjo, Surabaya coret. Yang belum tahu Sidoarjo itu ada di mana, bandara Juanda Surabaya itu sebetulnya lokasinya di Sidoarjo.

Berbekal mbak GPS yang cantik, kami dengan pede berangkat meskipun belum tahu jalan ke lokasi. Rencananya kami akan menginap di Hotel Aston Jember semalam, dan besok pagi kami baru berangkat ke Pantai Papuma. Untuk saran, sebaiknya booking hotel dari Travel agent aja. Selisihnya lumayan.

Perjalanan Sidoarjo - Jember kami tempuh selama kurang lebih 4 jam. Kalo mau ke sini, hati-hati di jalan ya. Terutama menjelang pabrik gula n pabrik kertas di Probolinggo. Soalnya di situ banyak truk yang jalannya kaya siput, dan kalau mau mendahului, harus memperhatikan kendaraan dari depan dan marka jalan! Jangan sampai melanggar marka jalan, banyak polisi yang siap menindak. Hehehehe...

Bagi yang senang wisata kuliner, dalam perjanan Sidoarjo-Jember, bisa nyicipin Nasi Punel Bu Lin di Bangil, Pasuruan. Atau kalo siang sudah sampai di Jember, bisa nyobain Bakwan Eddy (tidak halal) di Jalan Gajah Mada.

Sampai di Aston Jember sekitar pukul 17.30, foto-foto dulu dong di depan Icon Carnival - nya Jember yang dipajang di lobi hotel.


Hotelnya cozy. Recommended deh buat yang pengen ke Jember. Ini tampilannya :


Jangan tanya kenapa ada gambar kolam renang di saat malan n pagi ya.. Sebagai putri duyung sejati, kolam renang adalah tempat wajib yang musti dikunjungi saat menginap di hotel. Jadi, setelah naruh barang di kamar, kami langsung menuju ke kolam renang dan berenang. Pagi, habis sarapan juga berenang lagi. Hehehe..

Malamnya, setelah berenang, kami pergi keluar untuk cari makan malam yang murah meriah ala street food. Dari hasil browsing, jadilah kami memilih Pujasera (Pusat Jajanan Selera Rakyat ) PB. Sudirman. Lokasinya ada di Jl. PB. Sudirman. Nggak jauh dari hotel. Hanya sekitar 10 menit berkendara.


Lumayan sih, makanannya halal, murah, meriah, dan banyak macamnya. Mulai dari nasi goreng, mie goreng, bakwan, sambelan, sampai sate kelinci, martabak, dan susu segar. Yang musti dicoba adalah aneka minuman dari susu segar yang lokasinya di kios depan (menghadap ke jalan). Kios ini menjual segala macam minuman dari susu segar. Nicho pesen chocolate milkshake, dan katanya "awesome!"

Hari kedua :

Setelah sarapan pagi di hotel, kami menyempatkan berenang dulu sebelum check out. Jam 10.30 kami check-out dan langsung berangkat menuju ke Pantai Papuma. Search aja di Google. Ketemu deh. Tapi meskipun nggak pake GPS, Petunjuk jalan dari kota Jember ke Pantai Papuma cukup jelas kok. Jadi, jangan khawatir nyasar. Pantai Papuma, searah dengan Pantai Watu Ulo yang sudah lebih dahulu terkenal dengan jajaran batu memanjangnya yang seperti ular.

Perjalanan ke Pantai Papuma ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam. Jalannya sebagian besar bagus dan halus, sampai persimpangan Pantai Watu Ulo dengan Pantai Papuma. Nah, dari persimpangan ini, jalannya agak kurang bagus. Jalannya sempit dan mobil kecil harus berhati-hati menghindari lubang. Ada tikungan-tikungan tajam, menanjak dan menurun. Jalan ini dibuat menembus kawasan perkebunan milik Perhutani. 

Oh ya, masih banyak monyet berkeliaran lho. Sayangnya aku nggak sempat mengambil gambarnya.
Ini tampilan jalannya :


Tapi seperti kata para penyuka pantai, the most beautiful beaches usually hidden from the world.. ya karena jalan ke pantainya susah. Hahaha.. Well, nyampe juga kita di Pantai Papuma. Dan memang bagus lho. Nggak rugi deh ke sini :


Gugusan batu karangnya ada yang mirip Ha Long Bay, Vietnam ya..
 

Main dulu ya... Lihat deh pasir putihnya, ombak, kapal-kapal nelayan... bagus banget ya.

Di pinggir pantai, berjajar warung-warung yang menyediakan aneka ikan bakar. Kebayang deh makan ikan bakar di pinggir pantai. Mak nyos!


Menjelang magrib, kami pulang. Puas, seneng, capek, kenyang. Nggak lupa, di jalan mampir beli oleh-oleh. Oleh-oleh khas Jember yang paling terkenal adalah Tape dan Suwar-suwir. Suwar-suwir itu makanan seperti permen berbahan dasar tape. Harganya murah kok..


Okay, segini aja dari Jember. Wait for my next trip ya..